Sepak takraw adalah olahraga tradisional yang memadukan elemen voli dan sepak bola, dimainkan menggunakan bola rotan yang ditendang, disundul, atau dimanipulasi dengan bagian tubuh lain kecuali tangan. Meski sering kali dikaitkan dengan Tiongkok dalam beberapa miskonsepsi, sejarah olahraga ini sebenarnya berakar kuat di wilayah Asia Tenggara. Keunikan dan kelincahannya menjadikan sepak takraw sebagai salah satu cabang olahraga paling menarik dan menantang di kawasan ini, dengan popularitas yang terus meningkat hingga kancah internasional.
Sejarah olahraga sepak takraw memiliki jejak yang panjang di berbagai negara Asia Tenggara, seperti Thailand, Malaysia, Indonesia, Singapura, dan Filipina. Bentuk awal permainan ini dapat ditelusuri kembali ke abad ke-15 di Kesultanan Malaka, di mana dikenal sebagai “Sepak Raga” (sepak = tendang, raga = keranjang). Permainan ini dimainkan secara melingkar, di mana para pemain berusaha menjaga bola tetap di udara selama mungkin tanpa menggunakan tangan. Di Thailand, permainan serupa dikenal sebagai “Takraw”. Penggabungan nama “Sepak” dari bahasa Melayu dan “Takraw” dari bahasa Thailand inilah yang kemudian membentuk nama resmi “Sepak Takraw” untuk olahraga modern ini.
Pada pertengahan abad ke-20, sejarah olahraga sepak takraw mengalami modernisasi. Aturan-aturan permainan distandarisasi, dan format pertandingan yang mirip dengan bola voli mulai diperkenalkan, lengkap dengan net dan lapangan yang berukuran. Pertandingan pertama yang menggunakan aturan modern ini diyakini terjadi di Malaysia. Seiring dengan perkembangan ini, turnamen dan kompetisi mulai diadakan, menarik perhatian banyak pihak.
Titik balik penting bagi sejarah olahraga sepak takraw adalah pembentukan Asian Sepak Takraw Federation (ASTAF) pada tahun 1960-an, yang bertujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan olahraga ini secara internasional. Kemudian, sepak takraw membuat debutnya di Pesta Olahraga Asia (Asian Games) pada tahun 1990 di Beijing, Tiongkok. Kehadiran di ajang olahraga besar ini semakin meningkatkan visibilitas dan popularitas sepak takraw di luar Asia Tenggara. Pada Asian Games tersebut, tercatat 10 negara berpartisipasi dalam cabang olahraga sepak takraw. Data resmi keikutsertaan negara peserta disimpan oleh Komite Olimpiade Asia.
Saat ini, sepak takraw telah dimainkan di berbagai belahan dunia dan menjadi tontonan yang menarik. Meskipun ada beberapa kesalahpahaman tentang asal-usulnya, sejarah olahraga ini secara jelas menunjukkan akarnya yang kuat di Asia Tenggara, bukan Tiongkok. Sepak takraw tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya, tetapi juga simbol dari ketangkasan dan semangat kompetitif masyarakat Asia Tenggara.