Infrastruktur jalan adalah urat nadi perekonomian dan mobilitas masyarakat. Namun, kondisi jalan Provinsi Sumatera Utara menghadapi tantangan serius. Dari total panjang 3.005 kilometer, data menunjukkan bahwa hanya 56 persen yang tercatat dalam kondisi baik. Angka ini secara jelas mengindikasikan bahwa sebagian besar, atau 44 persen, jalan provinsi di Sumatera Utara berada dalam kondisi rusak ringan hingga berat. Situasi ini tentu saja berdampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan di provinsi tersebut.
Kondisi jalan yang kurang baik membawa konsekuensi yang merugikan. Pertama, mobilitas masyarakat menjadi terhambat. Perjalanan menjadi lebih lama, tidak nyaman, dan berisiko tinggi terhadap kecelakaan. Bagi sektor logistik dan distribusi barang, jalan rusak berarti biaya operasional yang lebih tinggi, kerusakan kendaraan yang lebih cepat, dan keterlambatan pengiriman. Ini secara langsung memengaruhi daya saing produk lokal dan harga barang di pasaran.
Selain itu, infrastruktur jalan Sumut yang buruk juga menghambat sektor pariwisata. Meskipun Sumatera Utara memiliki destinasi wisata kelas dunia seperti Danau Toba, aksesibilitas yang sulit karena jalan rusak dapat mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung. Investor pun mungkin akan berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya di daerah dengan infrastruktur yang tidak memadai, karena akan memengaruhi efisiensi operasional bisnis mereka.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dihadapkan pada tugas berat untuk memperbaiki kondisi ini. Diperlukan alokasi anggaran yang memadai, perencanaan yang matang, serta pelaksanaan proyek yang transparan dan akuntabel. Prioritas perbaikan harus diberikan pada ruas-ruas jalan yang menjadi jalur ekonomi vital atau akses ke pusat-pusat pelayanan publik. Selain perbaikan fisik, pemeliharaan rutin juga krusial agar jalan yang sudah diperbaiki tidak cepat rusak kembali.
Tantangan ini juga memerlukan sinergi antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan bahkan pemerintah pusat. Dukungan anggaran dari pusat, inovasi dalam teknologi pembangunan jalan, serta pengawasan dari masyarakat, akan sangat membantu mempercepat proses pemulihan. Dengan perbaikan jalan Sumut yang progresif, diharapkan mobilitas masyarakat meningkat, roda perekonomian berputar lebih cepat, dan Sumatera Utara dapat mengoptimalkan potensi besar yang dimilikinya. Kondisi 56 persen jalan yang baik hanyalah awal; targetnya adalah seluruh ruas jalan provinsi dalam kondisi prima.